Penyebab Resiko Dan Tanda Alergi Anak

Penyebab faktor resiko pencetus alergi pada bayi dan anak perlu untuk diketahui oleh para orang tua. Alergi pada bayi adalah salah satu masalah kesehatan yang sering dialami bayi.

Meski umum diderita oleh anak-anak, namun menentukan apa penyebab alergi pada bayi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebenarnya faktor apa saja yang mungkin menyebabkan alergi pada bayi dan anak?

Tanda ciri gejala alergi pada anak pada umumnya bisa dikenali dan dilihat bila pada anak maupun pada bayi. Tingkah anak yang mendadak berubah seperti gelisah ketika tidur dan muncul tanda kemerahan pada kulitnya? Hati-hati, itu merupakan salah satu tanda adanya gejala alergi pada anak.

Penyebab Resiko Alergi Anak

Salah satu nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh kembang anak adalah protein. Sayangnya nutrisi ini justru menjadi salah satu sumber utama penyebab alergi pada anak. Menurut dr Eddy Karta, SpKK seorang dokter kulit di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo alergi merupakan reaksi hipersensitifitas yang terjadi pada tubuh seperti informasi yang dilansir dari Detik.com.

Penyebab Alergi Anak


Hal-hal yang bisa menyebabkan dan menjadi faktor pemicu pencetus alergi pada anak antara lain adalah sebagai berikut :

Telur

Telur merupakan salah satu makanan yang kaya akan kandungan protein dan seringkali disarankan untuk mendukung proses pertumbuhan dan pembentukan postur pada anak. Sayangnya, untuk anak yang mengalami alergi pada telur sudah tentu tidak dapat menikmatinya.

Menurut dr Indra, protein di dalam telur sendirilah yang menyebabkan reaksi hipersensitifitas. Seperti yang diketahui kekurangan protein pada anak-anak dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan.

Udara

Udara merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan karena makhluk hidup membutuhkannya untuk bernapas. Tetapi udara dapat memicu alergi pada anak. Hal ini terjadi ketika anak bermain di taman atau kebun.

"Angin di sana akan membawa sari bunga dan itu bisa masuk ke pernafasan," kata dr Indra.

Selain itu, paparan udara dapat menyebabkan tubuh anak yang mengalami alergi menjadi gatal-gatal atau yang biasa disebut biduran.

Ayam (termasuk ayam kampung)

Kebanyakan anak-anak sangat menyukai makanan yang satu ini, apalagi jika digoreng. Ayam memiliki kandungan lemak di dalamnya, hal inilah yang dapat memungkinkan anak terkena alergi. dr Indra berkata terdapat 3 nutrisi makanan yang dapat menyebabkan alergi yaitu protein, karbohidrat, dan lemak.

Faktor genetik sering memainkan peran penting dalam terjadinya alergi pada bayi, namun faktor lain tidak kalah penting. Faktor lain yang sering menjadi penyebab terjadinya alergi pada bayi adalah makanan dan lingkungan. Alergi karena lingkungan sendiri lebih jarang ditemui dibandingkan alergi yang disebabkan oleh makanan.

Beberapa makanan yang paling sering menyebabkan alergi antara lain kacang, susu, telur, kerang, dan ikan. Sementara itu, alergi yang disebabkan oleh lingkungan, biasa terjadi saat anak menginjak usia 18 bulan.

Pada usia itu, balita bisa menunjukkan alergi terhadap benda-benda yang ada di dalam maupun di luar ruangan. Beberapa hal yang menjadi penyebab alergi pada bayi adalah serbuk sari, debu tungau, bulu hewan, jamur, dan kecoak.

Ada juga beberapa penyebab alergi lain yang bisa menimpa bayi. Misalnya saja gigitan serangga yang bisa menyebabkan kulit membengkak, gatal, dan memerah. Lalu ada obat-obatan dan bahan kimia tertentu, seperti detergen yang bisa menyebabkan alergi pada bayi juga.

Ciri-ciri tanda alergi pada anak bisa dengan anak bayi menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
  1. Bengkak pada wajah, bibir, dan lidah.
  2. Muntah-muntah atau diare.
  3. Gatal-gatal atau kulit terdapat bilur-bilur menyerupai bekas luka.
  4. Batuk-batuk atau bersin-bersin.
  5. Kulit memerah atau ruam.
  6. Susah bernapas.
  7. Hilang kesadaran atau pingsan.
Angka kejadian penyakit dan risiko alergi terus meningkat dari tahun ke tahun di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Pola hidup masyarakat yang berubah menghasilkan lingkungan yang rentan menimbulkan penyakit alergi, ditambah masih rendahnya pemahaman masyarakat mengenai alergi, seperti mengenali faktor risiko maupun kesalahan dalam menangani alergi anak.


EmoticonEmoticon