Memberikan obat dengan benar dan tepat akan memberikan khasiat dan efek obat akan lebih baik dan optimal untuk diserap tubuh dan memberikan therapi penyembuhan yang bagus. Hal ini juga harus dengan menggunakan dosis dan cara pemberian obat yang benar juga. Karena salah dalam memberikan obat akan bisa berdampak yang buruk terhadap kesehatan tubuh kita. Bukan malah efek menyembuhkan yang didapat, malahan berefek negatif bagi tubuh sendiri. Apalagi bila dalam proses pengobatan antibiotik harus dilakukan dengan lebih hati-hati lagi.
Pemberian obat harus memperhatikan akan aturan cara pemakaian serta dosis yang dianjurkan oleh dokter atau pun yang tertera pada etiket obat yang akan kita makan atau pun konsumsi. Karena kesalahan pemberian obat akan memberikan dampak yang cukup banyak bagi tubuh apalagi bila terjadi alergi obat yang tentunya kita tidak inginkan. Untuk itu juga diperlukan pengetahuan juga mengenai prinsip benar pemberian obat.
Cara pemberian obat ini ada beberapa macam dan biasanya dilaksanakan dalam unit pelayanan kesehatan baik itu di Puskesmas, Klinik, ataupun dalam lingkup pelayanan kesehatan lainnya seperti halnya Rumah Sakit. Ada beberapa cara tehnik pemberian obat yang benar yang lazim dan umum dalam praktek dunia kesehatan.
Dan cara pemberian obat bisa berupa cara seperti berikut ini :
Pemberian Obat Secara Oral.
Adalah memberikan obat melalui mulut atau oral. Kelebihan pemakian obat melalui oral mulut ini adalah relatif praktis,aman dan juga ekonomis. Kekurangan tehnik memberikan obat semacam ini adalah efek yang timbul biasanya lambat, tidak efektif jika pasien sering muntah-muntah, diare, tidak sabaran, tidak kooperatif, dan tentunya kurang disukai jika rasanya pahit. Apalagi jika pasiennya adalah anak kecil.
Pemberian Obat Secara Sublingual.
Pemberian obat yang dilakukan dengan cara ditaruh di bawah lidah. Tujuan pemberian obat semacam ini adalah agar efek yang ditimbulkan bisa segera karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Kelebihan dan keuntungan menggunakan metoda semacam sublingual in adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari. Contoh yang banyak ditemui dalam masyarakat adalah pasien yang mempunyai penyakit jantung, kerapkali memakai obat ini yang dinamakan ISDN / Isosorbid Dinitrat.
Pemberian Obat Secara Inhalasi (Hirup).
Obat yang cara pemberiannya melalui saluran pernafasan. Kelebihan metoda memberikan obat dengan cara inhalasi ini adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus / saluran nafas. Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi dalam bentuk gas atau uap yang akan diabsorpsi dengan cepat melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan. Biasanya diberikan pada pasien-pasien yang mengidap penyakit paru seperti Asma. Dan jangan lupakan pula akan prinsip benar pemberian obat juga dalam hal ini.
Pemberian Obat Secara Perenteral (Melalui pembuluh darah / Infus).
Adalah obat yang cara pemberiannya tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi langsung melalui pembuluh darah. Contohnya adalah sediaan injeksi atau suntikan. Tujuannya pemberian obat melalui parenteral ini adalah agar dapat langsung menuju sasaran dan efeknya lebih cepat. Kelebihannya bisa untuk pasien yang tidak sadar, sering muntah dan tidak kooperatif. Akan tetapi cara tehnik pemberian obat dengan cara ini kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan. Biasanya pada pemberian obat antibiotik yang injeksi dilakukan semacam ini.
Pemberian Obat Secara Pervaginam.
Adalah tehnik pemberian obat yang melalui vagina. Untuk bentuk tidak jauh beda dengan pemberian secara rektal. Dan biasanya diberikan pada pasien-pasien yang hamil dan mengalami pecah ketuban dan diberikan agar merangsang kontraksi uterus.
Pemberian Obat Secara Rektal.
Obat yang cara pemberiannya melalui dubur atau anus. Tujuan pemberian obat secara rektal ini adalah mempercepat kerja obat serta bersifat lokal dan sistematik. Biasanya adalah obat pencahar atau obat agar bisa buang air besar. Biasanya dalam lingkup Rumah Sakit pada pasien yang akan Operasi Besar ataupun sudah lama tidak bisa buang air besar. Dan pemberian obat yang benar juga harus diperhatikan.
Pemberian Obat Secara Lokal / Topikal.
Adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep, tetes telinga dan lain-lain.
EmoticonEmoticon