Askep Jantung Rematik


Askep Jantung Rematik.Melanjutkan postingan yang kemarin sobat tentang mengenal jantung rematik, maka kali ini Sehat Kita Semua akan berkutat kembali kepada Asuhan Keperawatan askep jantung rematik.Karena kemarin adalah dilihat dari tinjauan medisnya, maka pada postingan kali ini ditinjau dari segi keperawatannya yaitu adalah mengenai asuhan keperawatan jantung rematik

A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah mengumpulkan data tentang :

  • Fungsi jantung
  • Toleransi terhadap aktivitas dan sikap klien terhadap pembatasan aktivitas
  • Status nutrisi
  • Tingkat ketidaknyamanan
  • Gangguan tidur
  • Kemampuan klien mengatasi masalah
  • Hal-hal yang dapat membantu klien
  • Pengetahuan orang tua dan pasien (sesuai usia pasien) tentang pemahaman pasien
Pengkajian
  • Riwayat penyakit
  • Monitor komplikasi jantung
  • Auskultasi jantung; bunyi jantung melemah dengan irama derap diastole
  • Tanda-tanda vital
  • Kaji adanya nyeri
  • Kaji adanya peradangan sendi
  • Kaji adanya lesi pada kulit
askep jantung rematik.jantung rematik,penyakit jantung rematik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan stenosis katub
Tujuan : COP meningkat
Kriteria :
  • Klien menunjukan penurunan dyspnea
  • Ikut berpartisipasi dalam aktivitas serta mendemonstrasikan peningkatan toleransi
 Intervensi :
  1. Pantau tekanan darah, nadi apikal dan nadi perifer
  2. Pantau irama dan frekuensi jantung
  3. Tirah baring posisi semifowler 450
  4. Dorong klien melakukan tehnik managemen stress ( lingkungan tenang, meditasi )
  5. Bantu aktivitas klien sesuai indikasi bila klien mampu
  6. Kolaborasi O2 serta terapi

2. Intoleransi aktivitas b.d penurunan cardiac output, ketidakseimbangan suplai O2 dan kebutuhan
Tujuan : Klien dapat bertoleransi secara optimal terhadap aktivitas
Kriteria :
  • Respon verbal kelelahan berkurang
  • Melakukan aktivitas sesuai batas kemampuannya ( denyut nadi aktivitas tidak boleh lebih dari 90X/menit, tidak nyeri dada )
Intervensi :
  1. Hemat energi klien selama masa akut
  2. Pertahankan tirah baring sampai hasil laborat dan status klinis membaik
  3. Sejalan dengan semakin baiknya keadaan, pantau peningkatan bertahap pada tingkat aktivitas
  4. Buat jadwal aktivitas dan istirahat
  5. Ajarkan untuk berpartisipasi dalam aktivitas kebutuhan sehai-hari
  6. Ajarkan pada anak /orang tua bahwa pergerakkan yang tidak disadari adalah dihubungkan dengan korea dan temporer.
  7. Bila terjadi chorea, lindungi dari kecelakaan, bedrest dan berikan sedasi sesuai program

3. Nyeri b.d respon inflamasi pada sendi (poliarthritis).
Tujuan : Tidak terjadi rasa nyeri pada klien
Kriteria :
  • Nyeri klien berkurang
  • Klien tampak rileks
  • Ekspresi wajah tidak tegang
  • Klien dapat merasakan nyaman, tidur dengan tenang dan tidak merasa sakit
Intervensi :
  1. Kaji tingkat nyeri dengan menggunakan skala
  2. Berikan tindakan kenyamanan ( perubahan posisi sering lingkungan tenang, pijatan pungung dan tehnik manajemen stress)
  3. Minimalkan pergerakkan untuk mengurangi rasa sakit
  4. Berikan terapi hangat dan dingin pada sendi yang sakit
  5. Lakukan distraksi misalnya : tehnik relaksasi dan hayalan
  6. Pemberian analgetik, anti peradangan dan antipiretik sesuai program.
  7. Rujuk ke terapi fisik sesuai persetujun medik

4. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah, rasa sakit waktu menelan dan peradangan pada tonsil disertai eksudat.
Tujuan : Tidak terjadi penurunan nutrisi pada klien
Kriteria :
  • Nafsu makan klien bertambah
  • Klien tidak merasa mual, muntah
  • Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Intervensi :
  1. Beri makan sedikit tapi sering (termasuk cairan)
  2. Masukkan makanan kesukaan anak dalam diet
  3. Anjurkan untuk makan sendiri, bila mungkin (kelemahan otot dapat membuat keterbatasan)
  4. Memilih makanan dari daftar menu
  5. Atur makanan secara menarik diatas nampan
  6. Atur jadwal pemberian makanan
  7. Berikan makanan yang bergizi tinggi dan berkualitas.

5. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya filtrasi glomerulus, retensi natrium dan air, meningkatnya tekanan hidrostatik
Tujuan : Volume cairan seimbang
Kriteria :
  • Volume cairan stabil, dengan keseimbangan masukan dan pengeluarn
  • Tidak terdapat odema
Intervensi :
  1. Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna
  2. Pantau keseimbanagn masukan dan pengeluaran selama 24 jam
  3. Berikan makanan yang mudah dicerna porsi kecil, sering
  4. Ukur lingkar abdomen sesuai indikasi
  5. Kolaborasi pemberian diuretik

6. Pola pernafasan tak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
Tujuan : Pola nafas efektif
Kriteria Hasil :
  •  Frekuensi nafas dan kedalaman dalam rentang normal
Intervensi :
  1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada, catat pernafasan/upaya pernafasan
  2. Auskultasi bunyi nafas dan catat bunyi nafas
  3. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi
  4. Kolaborasi terapi O2

7. Kurangnya pengetahuan orang tua / anak b.d pengobatan, pembatasan aktivitas, resiko komplikasi jantung.
Tujuan : Pengetahuan orang tua / anak bertambah
Kriteria :
  • Orang tua mengetahui tentang proses penyakit dan efek dari penyakit
  • Orang tua mau berpartisipasi dalam program pengobatan
  • Orang tua mengetahui pentingnya pembatasan aktifitas pada anak
Intervensi :
  1. Auskultasi bunyi jantung untuk mengetahui adanya perubahan irama
  2. Pemberian antibiotik sesuai program
  3. Pembatasan aktivitas sampai manifestasi klinis demam reumatik tidak ada dan berikan periode istirahat
  4. Berikan terapi bermain yang sesuai dan tidak membuat lelah.

8. Perubahan proses keluarga b.d kondisi penyakit anak.
Tujuan :
  • Mempersiapkan keluarga untuk dapat merawat anak dengan penyakit demam reumatik / jantung reumatik
  • Keluarga dapat beradaptasi dengan penyakitnya
Kriteria :
  • Keluarga dapat mengatasi masalah yang timbul dari adanya tanda dan gejala yang muncul dan memberikan atau menyediakan lingkungan yang sesuai dengan anak.
Intervensi :
  1. Berikan dukungan emosional pada keluarga dan anak
  2. Anjurkan orang tua untuk mengekspresikan perasaannya
  3. Anjurkan anak untuk berbagi rasa tidak berdaya, malu, ketakutan yang berkaitan dengan manifestasi penyakit (misal: korea, karditis dan kelemahan otot)
  4. Bertindak sebagai pembela dan penghubung anak dan keluarga dengan anggota tim perawatan kesehatan lainnya
  5. Anjurkan anak untuk berhubungan dengan teman sebaya
  6. Dorong keterlibatan anak dalam aktivitas rekreasi dan aktivitas pengalih yang sesuai dengan usia.

Demikian yang sedikit sobat dan terima kasih telah membaca artikel askep jantung rematik.Semoga artikel askep jantung rematik ini bisa berguna serta bermanfaat.


EmoticonEmoticon